SUNGAI
Sungai adalah air tawar yang
mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau, atau
sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber
dari 3 jenis limpasan, yaitu : limpasan yang berasal dari hujan, limpasan dari anak-anak
sungai, dan limpasan dari air tanah.
Pada umumnya, sungai bermuara sampai
ke laut atau danau-danau. Tetapi, adapula sungai-sungai yang muaranya tidak
dapat mencapai laut banyak terdapat di daerah gurun yang amat kering. Di
Australia, sungai jenis ini disebut creek dan di Arab disebut Wadi.
Pada saat hujan, palung2 sungai ini berisi air tetapi bilamana hujan tidak ada,
sungai ini hanya berupa palung2 yang kerin. Air hujan yang mengalir tidak dapat
mencapai laut karena banyak meresap ke dalam tanah yang kering dan ada pula
yang habis menguap kembali ke atmosfer.
Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai
dalam satuan waktu pada titik tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit
air sungai terkecil terdapat di bagian hulu, sedangkan yang terbesar terdapat
di bagian muara. Sungai yang besar berarti debit airnya besar, sebaliknya,
sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.
Besar kecilnya volume air yang mengalir (debit air sungai) dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :
Iklim, usur iklim sangat berpengaruh
terhadap debit air sungai. Banyaknya curah hujan (Presipitasi) dan besarnya
penguapan (evaporasi) sangat menentukan volume air yang ada dalam sungai.
Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar
dibandingkan besarnya evaporasi yang mengakibatkan debit air menjadi besar
bahkan terjadi luapan air atau banjir. Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau
jumlah presipitasi menurun tetapi tingkat penguapan meningkat sehingga debit
air semakin kecil.
Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), luas dan
ketinggian daerah aliran sungai berpengaruh besar terhadap debit air sungai.
Daerah aliran sungai adalah bagian permukaan bumi yang berfungsi untuk
menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui
sungai. Contoh : hujan yang jatuh pada bagian permukaan bumi mengalirkan airnya
ke sungai, misalnya sungai Kapuas. Bagian permukaan bumi yang menerima air
hujan dan mengalirkan airnya ke sungai Kapuas disebut DAS Kapuas. Das biasanya
dibatasi oleh punggung/igir perbukitan atau pegunungan. DAS yang luas berarti
memiliki daerah tangkapan hujan yang luas pula, sehingga debit air sungai yang
mengalir pada DAS itu akan lebih besar.
Menurut arah alirannya, sungai dapat dibedakan atas
beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
·
Sungai
konsekwen, yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya.
·
Sungai
insekwen yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
·
Sungai
subsekwen yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap
sungai konsekwen.
·
Sungai
obsekwen yaitu anak sungai dari sungai subsekuen yang arahnya berlawanan
dengan induk sungai konsekwen.
·
Sungai
resekwen yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk
sungai konsekwen.
Macam-macam sungai berdasarkan keajegan aliran airnya,
yaitu sebagai berikut :
- Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap mengalir baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak terdapat di Irian Jaya, Sumatera, dan Kalimantan.
- Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan saja, sedang pada musim kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak terdapat di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, pada umumnya sungai periodik ini mempunyai mata air dari daerah2 yang hutannya sudah gundul.
Macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya
yaitu sebagai berikut :
- Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume airnya tergantung pada air hujan, seperti sungai-sungai di Pulau Jawa.
- Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan gletser (salju yang mencair, kemudian mengalir) oleh karena itu jika sungai mata airnya dari gletser disebut sungai gletser. Contohnya sungai Mamberema di Irian Jaya.
Pola aliran sungai
Pola
aliran sungai dipengaruhi oleh struktur geomorfologi dan geologi daerah yang
dilaluinya. Pola aliran sungai yang dijumpai antara lain sebagai berikut:
a. Pola
dendritik atau dendritis
Pola
dendritik adalah pola aliran sungai yang mirip cabang atau akar tanaman dan bermuara
pada sungai yang tidak teratur. pola
aliran ini anak-anak sungainya
bermuara pada sungai induknya secara tidak teratur yaitu membentuk sudut yang berlain-lainan
besarnya dan tidak tentu besarnya. Pola ini terdapat di daerah yang menunjukkan
tidak adanya pengaruh struktur. Pola ini sering terdapat pada batuan yang
horizontal (mendatar).
b. Pola
rectangular
Pola
rectangular adalah pola aliran pada daerah patahan atau retakan. Pada pola aliran ini, sungai induk dengan
anak-anak sungainya membelok dengan membentuk sudut 90° atau hampir siku-siku.
c. Pola
aliran trellis
Pola
aliran trellis seperti terali. Sungai mengalir sepanjang lembah dari bentukan antiklinal
dan sinklinal (daerah lipatan). sungai
ini memperlihatkan letak yang paralel. Anak-anak sungainya bergabung secara
tegak pada sungai yang paralel (sejajar) tadi.
d. Pola
radial sentrifugal
Pola
radial sentrifugal adalah pola aliran pada dome atau gunung berapi pada stadium
muda, mengalir melalui lereng-lereng pegunungan.
e. Pola
radial sentripetal
Pola
radial sentripetal adalah pola aliran yang anak-anak sungainya bermuara di sungai
utama dan berbentuk lancip terdapat pada daerah yang curam.
f. Pola
pinnate
Pola
pinnate adalah pola aliran yang anak-anak sungainya bermuara di sungai utama
dan berbentuk lancip. Pola
ini menunjukkan kecuraman lereng yang besar.
g. Pola
radial
Pola
radial adalah
pola aliran yang menyebar dari puncak ke lereng lembahnya.
h. Pola
annular
Pola
annular merupakan sistem aliran sungai yang melingkar (di daerah dome). Pola ini terdapat pada
kubah yang telah mengalami pengirisan yang lebih lanjut dan dikelilingi oleh
lapisan yang berganti antara yang keras dan yang lunak. Pada keseluruhannya
pola ini hampir membentuk cincin.
Daftar
Pustaka:
Waluya,
Bagja. 2009. Memahami Geografi. Bandung: Penerbit ARMICO.
Rahayu,Saptanti.
2009. Nuansa Geografi. Jakarta: PT.
Widya Duta Grafika.
thanks atas informasinya
BalasHapus