Kamis, 21 Maret 2013

Sungai Nii gan.. ^_^


SUNGAI

Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu : limpasan yang berasal dari hujan, limpasan dari anak-anak sungai, dan limpasan dari air tanah.


Pada umumnya, sungai bermuara sampai ke laut atau danau-danau. Tetapi, adapula sungai-sungai yang muaranya tidak dapat mencapai laut banyak terdapat di daerah gurun yang amat kering. Di Australia, sungai jenis ini disebut creek dan di Arab disebut Wadi. Pada saat hujan, palung2 sungai ini berisi air tetapi bilamana hujan tidak ada, sungai ini hanya berupa palung2 yang kerin. Air hujan yang mengalir tidak dapat mencapai laut karena banyak meresap ke dalam tanah yang kering dan ada pula yang habis menguap kembali ke atmosfer.
Besarnya volume air yang mengalir pada suatu sugai dalam satuan waktu pada titik tertentu di sungai itu, disebut debit air. Debit air sungai terkecil terdapat di bagian hulu, sedangkan yang terbesar terdapat di bagian muara. Sungai yang besar berarti debit airnya besar, sebaliknya, sungai yang kecil berarti debit airnya kecil.
                Besar kecilnya volume air yang mengalir (debit air sungai) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut :
Iklim, usur iklim sangat berpengaruh terhadap debit air sungai. Banyaknya curah hujan (Presipitasi) dan besarnya penguapan (evaporasi) sangat menentukan volume air yang ada dalam sungai.
Pada saat musim penghujan presipitasi lebih besar dibandingkan besarnya evaporasi yang mengakibatkan debit air menjadi besar bahkan terjadi luapan air atau banjir. Tetapi sebaliknya, pada musim kemarau jumlah presipitasi menurun tetapi tingkat penguapan meningkat sehingga debit air semakin kecil.
Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), luas dan ketinggian daerah aliran sungai berpengaruh besar terhadap debit air sungai. Daerah aliran sungai adalah bagian permukaan bumi yang berfungsi untuk menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya melalui sungai. Contoh : hujan yang jatuh pada bagian permukaan bumi mengalirkan airnya ke sungai, misalnya sungai Kapuas. Bagian permukaan bumi yang menerima air hujan dan mengalirkan airnya ke sungai Kapuas disebut DAS Kapuas. Das biasanya dibatasi oleh punggung/igir perbukitan atau pegunungan. DAS yang luas berarti memiliki daerah tangkapan hujan yang luas pula, sehingga debit air sungai yang mengalir pada DAS itu akan lebih besar.      
Menurut arah alirannya, sungai dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
·         Sungai konsekwen, yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya.
·         Sungai insekwen yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
·         Sungai subsekwen yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen.
·         Sungai obsekwen yaitu anak sungai dari sungai subsekuen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen.
·         Sungai resekwen yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen. 


Macam-macam sungai berdasarkan keajegan aliran airnya, yaitu sebagai berikut :
  • Sungai Episodik, yaitu sungai yang airnya tetap mengalir baik pada musim kemarau maupun pada musim penghujan. Jenis sungai ini banyak terdapat di Irian Jaya, Sumatera, dan Kalimantan.
  • Sungai Periodik, yaitu sungai yang hanya berair pada musim penghujan saja, sedang pada musim kemarau kering tak berair. Jenis sungai ini banyak terdapat di Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, pada umumnya sungai periodik ini mempunyai mata air dari daerah2 yang hutannya sudah gundul.
 Macam-macam sungai berdasarkan sumber airnya yaitu sebagai berikut :
  • Sungai Tadah Hujan, yaitu sungai yang volume airnya tergantung pada air hujan, seperti sungai-sungai di Pulau Jawa.
  • Sungai Campuran atau Sungai Kombinasi, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan gletser (salju yang mencair, kemudian mengalir) oleh karena itu jika sungai mata airnya dari gletser disebut sungai gletser. Contohnya sungai Mamberema di Irian Jaya.
Pola aliran sungai
Pola aliran sungai dipengaruhi oleh struktur geomorfologi dan geologi daerah yang dilaluinya. Pola aliran sungai yang dijumpai antara lain sebagai berikut:
a.       Pola dendritik atau dendritis
Pola dendritik adalah pola aliran sungai yang mirip cabang atau akar tanaman dan bermuara pada sungai yang tidak teratur. pola aliran ini anak-anak sungainya bermuara pada sungai induknya secara tidak teratur yaitu membentuk sudut yang berlain-lainan besarnya dan tidak tentu besarnya. Pola ini terdapat di daerah yang menunjukkan tidak adanya pengaruh struktur. Pola ini sering terdapat pada batuan yang horizontal (mendatar).
b.      Pola rectangular
Pola rectangular adalah pola aliran pada daerah patahan atau retakan. Pada pola aliran ini, sungai induk dengan anak-anak sungainya membelok dengan membentuk sudut 90° atau hampir siku-siku.
c.       Pola aliran trellis
Pola aliran trellis seperti terali. Sungai mengalir sepanjang lembah dari bentukan antiklinal dan sinklinal (daerah lipatan). sungai ini memperlihatkan letak yang paralel. Anak-anak sungainya bergabung secara tegak pada sungai yang paralel (sejajar) tadi.
d.      Pola radial sentrifugal
Pola radial sentrifugal adalah pola aliran pada dome atau gunung berapi pada stadium muda, mengalir melalui lereng-lereng pegunungan.
e.       Pola radial sentripetal
Pola radial sentripetal adalah pola aliran yang anak-anak sungainya bermuara di sungai utama dan berbentuk lancip terdapat pada daerah yang curam.
f.       Pola pinnate
Pola pinnate adalah pola aliran yang anak-anak sungainya bermuara di sungai utama dan berbentuk lancip. Pola ini menunjukkan kecuraman lereng yang besar.
g.      Pola radial
Pola radial adalah pola aliran yang menyebar dari puncak ke lereng lembahnya.
h.      Pola annular
Pola annular merupakan sistem aliran sungai yang melingkar (di daerah dome). Pola ini terdapat pada kubah yang telah mengalami pengirisan yang lebih lanjut dan dikelilingi oleh lapisan yang berganti antara yang keras dan yang lunak. Pada keseluruhannya pola ini hampir membentuk cincin.



Daftar Pustaka:
Waluya, Bagja. 2009. Memahami Geografi. Bandung: Penerbit ARMICO.
Rahayu,Saptanti. 2009. Nuansa Geografi. Jakarta: PT. Widya Duta Grafika.


1 komentar: